Jumat, 18 Januari 2008

Jangan Bekukan Beasiswa Yayasan Supersemar


Jakarta, Pelita
Keluarga Mahasiswa dan Alumni-Penerima Beasiswa Supersemar (KMA-PBS) meminta agar perseteruan mengenai status hukum Pak Harto dengan pemerintah tidak berdampak buruk bagi kelangsungan program pendidikan yang dilakukan Yayasan Supersemar.
Kami tidak ingin mencampuri terlalu jauh masalah antara pemerintah dan Pak Harto. Tapi kami menginginkan agar perseteruan terhadap Yayasan Supersemar ini tidak menghilangkan hak-hak orang lain untuk mendapatkan beasiswa, ujar Sekjen KMA-PBS Suaib Didu disela-sela memberikan ucapan bela sungkawa terhadap meninggalnya Ketua Yayasan Supersemar Dr Aryodharmoko, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut dia, saat ini penerima beasiswa dari Yayasan Supersemar lebih dari 100 ribu orang. Itu masih berlangsung hingga kini, mulai dari S1, S2, dan S3. Apalagi saat ini kami tahu masih ada 40 juta rakyat Indonesia yang miskin dan membutuhkan bantuan pendidikan ini, ungkapnya.
Lebih lanjut, Suaib menyayangkan jika perseteruan terhadap Yayasan Supersemar dapat menghentikan kegiatan pemberian beasiswa yang telah berlangsung selama ini.
Kami dari alumni penerima beasiswa Supersemar yang jumlahnya lebih dari satu juta orang sangat menyayangkan jika kegiatan ini terhenti, tegasnya.
Diakuinya, jika selama perseteruan kasus Yayasan Supersemar terjadi hambatan dalam kegiatan pemberian beasiswa. Apalagi, Ketua Yayasan Supersemar Aryodharmoko, Sabtu (12/1) meninggal dunia, dan pendiri Yayasan Supersemar (Pak Harto) pun sedang berada pada kondisi krisis.
Mengenai langkah win-win solution yang ditawarkan pemerintah dalam menyelesaikan kasus Pak Harto, Suaib menyatakan KMA-PBS tidak ikut campur terlalu jauh terhadap perseteruan tersebut.
Semuanya kita serahkan kepada Pak Harto atau ahli warisnya. Kami hanya menginginkan kegiatan pemberian beasiswa dari Yayasan yang didirikan Pak Harto ini dapat terus berlanjut, ujarnya.
Ditanya bagaimana sikap KMA-PBS jika Yayasan Supersemar dibekukan, Suaib menyatakan KMA-PBS tidak mwenerima jika yayasan yang mempunyai tujuan mencerdaskan bangsa dibekukan oleh pemerintah.
Karena itu, kata Suaib, KMA-PBS akan terus melakukan pemantauan dan sekaligus mengawal Yayasan Supersemar dalam menjalankan amanah Pak Harto.
Kita akan terus mengawal agar Yayasan ini tetap menjalankan amanah Pak Harto untuk membantu mereka yang tidak mampu melanjutkan pendidikan, katanya.
Pihaknya mensinyalir ada muatan politik dibalik perseteruan Yayasan Supersemar. Terlebih lagi, menghadapi pelaksanaan pemilu 2009 mendatang.
Siapapun pasti mengincar uang Yayasan Supersemar ini. Sebab uang itu sendiri disimpan di dalam negeri, bukan di luar negeri, tandasnya.
Doakan Pak Harto
Mejelis Zikir Dipenogoro yang dipimpin Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, Jumat (11/1) malam, mendoakan Pak Harto segera sembuh, dan mengajak seluruh rakyat Indonesia memaafkan segala kesalahan dan kekhilafannya.
Do\'a untuk Pak Harto besama ratusan umat Islam yang terdiri dari para kiai, tokoh nasional dan kalangan masyarakat itu, dipimpin oleh Pimpinan Pondok Pesantren Assidiqiyah KH Noor Muhammad Iskandar SQ.
Dalam pengantar doa itu, KH Noor Mumahammad SQ mengatakan, sebagai orang yang beriman wajib bagi umat Islam mendoakan orang yang sedang sakit, agar diangkat oleh Allah semua penderitaannya dan memaafkan orang yang sudah meninggal agar mudah jalannya menemui Allah.
Pak Harto adalah pemimpin bangsa yang berjasa besar kepada bangsa dan negara ini, sekalipun juga memiliki kesalahan. Mari kita kirimkan Alfatihah dan doa untuk beliau, ujar KH Noor Muhammad Iskandar SQ.
Dalam acara zikir itu juga hadir sejumlah penerima beasiswa Yayasan Supersemar. Mereka mengatakan, bahwa tidak pantas bagi bangsa ini menghujat dan menafikan semua jasa-jasa Pak Harto, sekalipun beliau juga memiliki kesalahan.
Sebagai pemimpin yang ingin bangsa ini kokoh, rakyat aman dan sejahtera, terhindar dari berbagai intervensi pihak lokal dan pihak asing yang membahayakan, maka wajar bila Pak Harto tegas dalam bertindak, ujarnya.
Dia mengakui, bantuan beasiswa yang diberikan Yayasan Supersemar yang dipimpin Pak Harto telah mendatangkan manfaat dan kesejahteraan bagi keluarga (dalam lingkup tebatas) dan juga kepada bangsa Indonesia dalam ruang yang lebih luas. (kh/ay)

1 komentar:

Al Muhallil mengatakan...

FYI,
Buku Max I. Dimont lainnya (The Indestructibe Jews) sudah diterjemahkan dan diterbitkan
dengan judul: Dilema Yahudi, atau Suratan Nasib? Drama Eksistensialis Dalam 4.000 Tahun
Sejarah Dunia.

Bisa didapatkan di Gramedia Pondok Indah Mall