Jumat, 18 Januari 2008

Indonesia Hadapi Bahaya


INDONESIA dalam bahaya besar. Di tengah percaturan masyarakat global, justru bangsa Indonesia dalam keterpurukan. Kemiskinan merajalela dan pengangguran terjadi di mana-mana. Dalam waktu 10-20 tahun lagi diperkirakan semua kekayaan bangsa Indonesia akan hilang. Untuk mengetahui hal itu, Pelita mewawancarai Rektor Institut Agama Islam Al Ghuraba (IAIA) Dr H Bambang Widhyatomo, HM, MPd.

Apa pendapat Anda tentang kondisi masyarakat dan bangsa Indonesia dewasa ini?
Masyarakat dan bangsa Indonesia menghadapi bahaya besar. Bukan tidak mungkin bangsa Indonesia yang besar hanya tinggal nama saja. Selama ini tanda-tandanya sudah sangat nyata, dalam kurun waktu 10-20 tahun ke depan kita harus bertanya kepada diri sendiri masih adakah Indonesia yang merdeka dan berdaulat seperti dicita-citakan para pendiri RI.
Potensi besar yang ada di masyarakat Indonesia juga akan habis. Jika tidak ada upaya penyadaran secara nasional, masyarakat Indonesia hanya akan menjadi penonton di negerinya sendiri.
Ironis memang, namun ini sangat mungkin terjadi karena semua kekuatan asing sudah berada di Indonesia tinggal menungu waktu saja.
Dalam bidang apa saja Indonesia akan mengalami kehancuran di masa depan?
Dalam bidang ekonomi, masyarakat Indonesia secara fakta sudah mengalami kekalahan yang sangat besar. Tidak muncul kelas menengah baru di sektor ekonomi, sedangkan kekuatan ekonomi yang sudah berkembang sengaja dihancurkan melalui berbagai cara.
Ekonomi Indonesia sudah hancur, dalam waktu lima tahun Indonesia juga akan mengalami kehancuran. Selama ini kekuatan masyarakat di sektor usaha kecil dan mikro. Celakanya kelompok usaha ini tidak pernah ada perlindungan dari pemerintah.
Supermarket dari berbagai penjuru dunia masuk di Indonesia tanpa ada proteksi terhadap usaha kecil. Sedangkan letaknya di pusat kota yang sangat strategis sehingga dalam waktu singkat langsung menguasai pasar domestik. Minimarket masuk perkampungan sehingga banyak warung kecil yang mati dan kondisi ini tidak ada yang peduli.
Di bidang sosial budaya apakah juga mengalami hal yang sama?
Benar. Dalam bidang sosial budaya juga bakal mengalami kehancuran yang sama. Mana ada tatanan kehidupan bangsa Indonesia yang masih utuh. Dari sisi kebudayaan, masihkah anak-anak muda bangsa Indonesia yang mencintai kekayaan budayanya.
Bahasa Jawa hampir-hampir tinggal namanya saja. Sedangkan untuk mempelajari khasanah kebudayaan Jawa masyarakat harus pergi ke luar negeri. Pelestarian kebudayaan Jawa hampir tidak pernah ada, generasi muda tidak lagi tertarik dengan kebudayaan leluhurnya.
Adakah jalan keluar untuk mengatasi semua persoalan yang mengancam keberadaan bangsa Indonesia?
Bangsa Indonesia secara keseluruhan, tanpa kecuali harus melakukan kajian ulang. Mempertanyakan kepada diri sendiri, masih adakah kecintaan kepada cita-cita Indonesia seperti diproklamirkan para pendahulu pendiri RI. Kalau demikian adanya pertanyaan berikutnya, adakah usaha-usaha untuk mencintai Indonesia.
Produk bangsa Indonesia sangat banyak, seberapa besar masyarakat Indonesia mencintai produksi dalam negeri. Bandingkan dengan penggunaan produk impor. Dengan demikian kecintaan kepada Indonesia dapat diwujudkan dalam karya nyata guna membangun masa depan yang lebih baik.
Semua harus dilakukan dari diri sendiri, dilakukan dari hal-hal kecil dan dimulai dari sekarang. Sebelum semuanya terlambat.(djo)

Tidak ada komentar: